Ia menambahkan, fokus RAM yang dominan pada adopsi teknologi perlu dilengkapi dengan pendekatan strategis menuju kedaulatan digital.
“Langkah paling signifikan ke depan adalah melengkapi ini dengan mengevaluasi kesiapan kita untuk kedaulatan teknologi digital, sebuah penilaian strategis yang lebih dalam dan penting untuk masa depan kita di lanskap digital global,” jelasnya.
Dalam sesi yang membahas langkah-langkah peningkatan kapasitas AI secara kelembagaan, teknis, dan manusia, Indonesia menekankan pentingnya pendidikan etika AI, keterlibatan masyarakat sipil, serta penyusunan kebijakan konkret untuk sektor-sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, dan reformasi birokrasi.
Indonesia juga mendorong kerja sama regional berbasis nilai dan pertukaran pengetahuan Selatan-Selatan, termasuk integrasi penilaian dampak etika dalam setiap inisiatif AI multilateral.
Sesi ini dimoderatori oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor Regional Multisektor UNESCO di Jakarta, dan dihadiri oleh para pejabat tinggi dari Comoros, Malaysia, Malawi, Montenegro, Maldives, Somalia, Uganda, Kuba, Laos, dan Botswana.
Forum Etika AI UNESCO tahun ini memperkuat kolaborasi global untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak mengorbankan nilai-nilai hak asasi manusia, keadilan sosial, dan keberlanjutan.
Indonesia berkomitmen untuk terus memainkan peran strategis dalam ekosistem AI global, khususnya bagi negara-negara global south. dilansir komdigi.go.id