BOSDA Inklusi ini menjadi solusi nyata untuk memastikan sekolah-sekolah penyelenggara tidak terbebani secara finansial dalam memenuhi kebutuhan khusus para siswa. Program ini, kata dia, juga menegaskan posisi Kota Tangerang sebagai pelopor dalam menyediakan layanan pendidikan yang ramah disabilitas.
"Dana BOSDA Inklusi ini ditujukan untuk membiayai operasional penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pemanfaatannya mencakup banyak aspek, mulai dari honorarium Guru Pendamping Khusus (GPK), pembelian alat bantu pembelajaran, hingga penyediaan sarana dan prasarana penunjang yang ramah disabilitas," katanya.
Sekretaris Disdik Kota Tangerang Dwiana Langlang Nugraha menambahkan Program BOSDA Inklusi dirancang tidak hanya untuk mendukung jumlah siswa, tetapi juga untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan secara keseluruhan.
Dukungan dana ini mendorong sekolah penyelenggara untuk fokus pada tiga area utama yakni peningkatan kompetensi guru melalui pembiayaan pelatihan guru pendamping khusus, pendanaan untuk proses identifikasi dan asesmen siswa guna memahami kebutuhan belajar individu, serta pengadaan fasilitas penunjang seperti alat bantu spesifik, buku braille, atau modifikasi fisik ruang kelas yang ramah disabilitas.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan hak yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas. Langkah-langkah ini memastikan lingkungan belajar yang suportif dan akomodatif bagi seluruh 915 peserta didik," katanya.