Operasi ini merupakan bagian dari kampanye tekanan empat bulan pemerintahan Trump terhadap rezim Maduro, yang dianggap AS sebagai diktator yang mencuri pemilihan presiden tahun lalu.
Sejak Agustus, AS telah memasang harga $50 juta untuk kepala Maduro, mengerahkan armada laut terbesar di Karibia sejak Krisis Rudal Kuba 1962, dan melakukan serangan udara mematikan terhadap kapal-kapal yang dituduh mengangkut narkoba.
Kapal tanker minyak merupakan target strategis mengingat minyak adalah tulang punggung ekonomi Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia. Ekspor minyak, terutama ke Tiongkok, menjadi sumber pendapatan utama negara tersebut.
Analis kebijakan Amerika Latin, Juan González, menyebutkan bahwa langkah seperti penyitaan atau bahkan blokade minyak merupakan "opsi yang berpotensi viable" untuk mendesak Maduro, meskipun tindakan semacam itu dapat dianggap sebagai "tindakan perang."
Insiden ini terjadi sehari setelah Maria Corina Machado, pemimpin oposisi Venezuela yang mendukung kandidat presiden pengasingan Edmundo González, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangannya untuk transisi demokrasi yang damai.