CARAPANDANG - Final Indonesian Basketball League (IBL) 2025 tak sekadar menjadi penutup musim kompetisi. Laga antara Pelita Jaya Jakarta melawan Dewa United Banten hadir sebagai puncak perjalanan panjang dua tim dengan arah yang berbeda namun tujuan yang sama yakni menulis sejarah.
Di satu sisi, Pelita Jaya Jakarta datang sebagai juara bertahan, tim dengan sejarah panjang yang sarat kemenangan. Di sisi lain, Dewa United Banten, sang penantang muda yang baru lima musim berkompetisi di IBL, kini berdiri untuk pertama kalinya di panggung final.
Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menegaskan bahwa final tahun ini bukan hanya soal siapa yang menjadi juara. Final IBL 2025 adalah cerita tentang dua poros besar yang saling mendekat yakni tradisi dan pembaruan.
“Kita sedang menyaksikan momen besar dalam sejarah liga. Ketika klub dengan mental juara bertemu klub baru yang dibangun dengan kesabaran dan visi jangka panjang, di situlah sejarah yang sesungguhnya sedang ditulis,” ujar Junas.
Bagi Dewa United Banten, perjalanan menuju final ini merupakan kulminasi dari mimpi panjang. Tiga kali mereka terhenti di semifinal, namun tak sekali pun mengendurkan semangat. Musim demi musim mereka jalani dengan keyakinan bahwa kerja keras dan kesabaran akan membuahkan hasil.