Inisiatif tersebut juga menyoroti perlunya tata kelola AI yang inklusif dan sesuai dengan kebutuhan negara-negara Selatan Global. Profesor Edson Prestes dari Brasil mengingatkan walaupun AI membawa banyak manfaat, risiko penggunaannya harus diantisipasi dengan kerja sama lintas negara.
“Oleh karena itu, kita perlu memperkuat kolaborasi antarnegara dan antarsegmen masyarakat kita, dan itulah yang sedang kita lakukan saat ini,” ujarnya. “Hanya dengan cara itu kita bisa menjadikan AI bermanfaat bagi masyarakat kita, kini dan di masa depan,” tambahnya.
Forum ini menegaskan kembali komitmen negara-negara BRICS untuk memperkuat kolaborasi antaranggota. Mereka juga bertekad mewujudkan tatanan dunia baru yang lebih inklusif bagi semua pihak.