“Kepercayaan ini bisa semakin kita tingkatkan seiring dengan komitmen kita untuk memberikan bekal kepada generasi muda agar mereka semakin percaya diri untuk melintas batas interaksi sosial dan budaya. Ini pesan penting agar kita memberikan perhatian kepada generasi muda sebagai insan-insan yang akan memimpin dunia di masa yang akan datang,” ucap Mendikdasmen di Jakarta, Selasa (11/11).
Dalam kaitan inilah Kemendikdasmen berusaha untuk memberikan landasan pedagogis dan keputusan strategis agar generasi Indonesia di masa depan memiliki keterampilan-keterampilan sosial yang memungkinkan mereka menjalin persahabatan, melalui keberanian dan rasa percaya diri untuk saling bekerja sama.
Lebih lanjut, Mendikdasmen menjelaskan bahwa Kemendikdasmen telah memprioritaskan sejumlah langkah strategis untuk membentuk karakter generasi muda yang terbuka dan siap bekerja sama. Tiga di antaranya yaitu: penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) di ruang kelas; program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang mendorong mereka memiliki aktivitas-aktivitas sosial dengan berolahraga dan bermasyarakat; serta penguatan program konseling di sekolah dan keluarga untuk menumbuhkan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak.
“Forum ini menjadi penting di mana kita tidak hanya mencoba untuk mengkaji berbagai hal secara teoritis, tapi ke depan kita harus bersama-sama membangun sebuah gerakan yang berbasis pendidikan, baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat, agar kehidupan di masyarakat tercipta dalam suasana rukun dan harmonis,” tambahnya.
Executive Director Institut Leimena, Matius Ho, menyampaikan bahwa kemampuan untuk berkolaborasi dengan yang berbeda agama dan keyakinan sangat berpengaruh terhadap rasa saling percaya dalam masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan rekomendasi UNESCO tahun 2021 bahwa untuk menghadapi dunia yang saat ini terpolarisasi, pendidikan di masa depan perlu pedagogi yang memperkuat kerja sama dan solidaritas.
Kemendikdasmen Bersama Institut Leimena Gelar Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Konferensi secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.