Nama lumpia sendiri berasal dari gabungan kata lun (gulung dalam bahasa Jawa) dan pia (kue dalam bahasa Hokkien). Lumpia Semarang memiliki isian khas berupa rebung muda, telur orak-arik, daging ayam atau udang, serta aneka bumbu. Penggunaan rebung muda yang segar menghasilkan tekstur renyah dengan rasa yang tidak pahit pada hidangan ini.
Dua Varian, Dua Sensasi Nikmat
Sajian ini tersedia dalam dua varian, yaitu lumpia basah dan lumpia goreng. Lumpia basah disajikan tanpa digoreng, sehingga teksturnya lebih lembut dan kenyal. Sebaliknya, lumpia goreng digoreng hingga kulitnya renyah dan berwarna cokelat keemasan, memberikan sensasi kriuk yang khas.
Selain cita rasanya yang lezat, kulit lumpia yang tipis dan renyah juga menjadi salah satu daya tarik lumpia Semarang. Kulit ini dibuat dari campuran tepung terigu, telur, dan air, lalu digoreng hingga berwarna kuning keemasan, menciptakan tekstur yang renyah namun tetap lembut saat digigit.
Kelezatan lumpia Semarang semakin lengkap dengan saus kental berwarna cokelat yang terbuat dari campuran gula merah, bawang putih, dan petis. Saus ini memberikan sentuhan manis dan gurih yang memperkaya cita rasa lumpia. Sebagai pelengkap, lumpia biasanya disajikan dengan acar mentimun dan cabai rawit hijau—menambahkan kesegaran dan sedikit sensasi pedas yang seimbang.
Terkenal Hingga Mancanegara