Sertifikat semacam itu telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mendukung proyek energi terbarukan. Namun, sejumlah pakar menilai mekanisme tersebut kini kurang efektif karena biaya pembangunan energi surya dan angin sudah jauh lebih rendah dibandingkan sumber energi fosil.
Para ahli berpendapat, jika perusahaan ingin benar-benar menyeimbangkan konsumsi energi akibat peningkatan penggunaan AI, langkah yang lebih efektif adalah mendorong pembangunan kapasitas baru energi terbarukan, bukan sekadar membeli sertifikat kompensasi emisi.