Terdapat pula kekuatan politik lain, baik dari yang ingin membangun demokrasi sekular sampai ke pihak yang ingin mendirikan negara monarki konstitusional di Iran.
Mungkin terlalu dini untuk menganalisis sejauh mana dampak serangan Israel sejak Jumat (13/06) lalu.
Terlebih lagi, selama baku serang Israel dan Iran sepanjang akhir tahun lalu, tak ada indikasi kuat bahwa masyarakat Iran melihat situasi tersebut sebagai kesempatan untuk menggulingkan rezim.
Namun perlu dicatat bahwa serangan Israel sejak Jumat (13/06) menimbulkan kehancuran yang tarafnya tidak bisa disamakan dengan serangan tahun lalu.
Di sisi lain, perlu juga mempertanyakan apa tujuan pemerintah Iran saat ini.
Meski menargetkan beberapa sasaran di Israel, Iran sepertinya tidak punya banyak opsi.
Sebagian pihak berpandangan jalan keluar paling aman adalah melanjutkan negosiasi dengan AS dan menurunkan tensi melalui jalur tersebut.
Namun kembali ke meja perundingan, sebagaimana yang diminta oleh Trump, merupakan pilihan sulit untuk para pemimpin Iran karena itu artinya mereka harus mengakui kekalahan.
Pilihan lain adalah terus menyerang Israel. Melihat kondisi saat ini, pilihan ini tampaknya yang paling mereka inginkan dan janjikan pada para pendukungnya—walau akan mengundang serangan lanjutan dari Israel.
Di masa lalu, Teheran telah mengancam untuk menyerang pangkalan AS, kedutaan-kedutaan besar, dan tempat-tempat penting lainnya.