Tim Indonesiakaya.com berkesempatan untuk mengunjungi Dusun Sulur Medan, Desa Sumber Harapan, Sambas, dan menyaksikan langsung proses pembuatan kain tenun Sambas. Rusna, pada saat itu, sedang menyongket motif pucuk rebung yang berbeda dari teknik tenun di Sumatra. Menurut Rusna, seorang penenun harus dapat menghitung dan memahami jumlah benang. Menariknya, untuk menciptakan motif yang sulit, penenun harus menghafal rumus tertentu karena ketelitian dan kecepatan sangatlah penting. Proses ini bisa memakan waktu sekitar satu bulan atau lebih tergantung pada tingkat kerumitan motif.
“Dikenal dengan 19 motif paten,” kata Diana, seorang pemasar kain tenun Sambas. Namun, motif tenun yang diproduksi biasanya bergantung pada permintaan. Ketika pelanggan membawa motifnya sendiri yang tidak umum di Sambas, mereka akan berusaha untuk membuat motif tersebut dengan teknik tenun khas Sambas.
Dari satu lembar kain, setidaknya ada empat orang yang terlibat dalam proses produksi. “Tugas mereka melibatkan melintang benang, menghani (mengikat benang), merentangkan benang untuk digulung di papan, menghubungkan, dan memasukkan benang ke suri selembar demi selembar. Ada pula bagian lain yang menata motif di sketsa kertas, kemudian dikerjakan dengan teknik tenun. Proses ini disebut suji dilang,” jelas Diana. Mayoritas pembeli kain tenun Sambas khas Kalimantan Barat datang dari Singkawang dan Pontianak, dengan kunjungan juga dari wisatawan dari Malaysia dan Brunei Darussalam.