Artinya, jika luas DKI Jakarta sekitar 662,33 km persegi (BPS DKI 2024), maka harusnya sekitar 198,7 km persegi sudah jadi RTH hijau yang terdiri RTH publik (20 persen) sebesar 132,5 km persegi dan RTH privat (10 persen) atau sebesar 66,2 km persegi.
Menurut data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI (2023–2024), RTH eksisting baru sekitar 5–6 persen dari luas wilayah (sekitar 33–40 km persegi).
Jadi, Jakarta masih kekurangan sekitar 160 km persegi RTH agar sesuai standar UU.
Oase baru
Tak hanya itu, pengamat perkotaan, Yayat Supriatna juga memprediksi Taman Bendera Pusaka yang dibangun di kawasan Barito, Jakarta Selatan dapat menjadi oase di zona bisnis karena lokasinya yang strategis.
“Taman ini diprediksikan menjadi magnet baru. Bisa menjadi unsur rekreatif, berdagang, beraktivitas, ini menjadi oase di tengah zona bisnis,” kata Yayat.
Yayat mengatakan kepadatan penduduk di kawasan Barito cukup tinggi, sehingga dibutuhkan ruang terbuka hijau di tengah masyarakat.
Lalu, kehadiran taman di area tersebut menjadi unsur paripurna mengingat lokasinya di pusat perekonomian, pemerintahan dan pelayanan lainnya.
Dia juga mengingatkan bahwa taman harus bisa diakses dari berbagai tempat, serta dilengkapi dengan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki dan akses transportasi yang terintegrasi.