CARAPANDANG.COM- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membidik pertumbuhan ekonomi berada pada rentang 5,2 persen hingga 5,8 persen pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2026.
Rentang itu lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok sebesar 5,2 persen
“Laju pertumbuhan ini menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan hingga mencapai 8 persen dalam beberapa tahun ke depan dengan terus konsisten mencapai visi Indonesia Maju 2045,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-18 tentang Penyampaian Pemerintah terhadap RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Untuk mencapai target pertumbuhan itu, pemerintah akan berupaya menjaga daya beli masyarakat, mendorong transformasi dan reformasi ekonomi, termasuk hilirisasi sumber daya alam, dan perbaikan iklim investasi dan sumber daya manusia.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian, suku bunga SBN tenor 10 tahun pada 2026 diperkirakan pada kisaran 6,6 persen hingga 7,2 persen (7 persen pada target 2025). Target itu didukung oleh spread yang menarik dan kepercayaan dari investor terhadap stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal yang baik.
“Minat beli investor di pasar SBN akan terus terjaga dan menciptakan stabilitas, baik di SBN maupun nilai tukar rupiah,” ujar Sri Mulyani.
Nilai tukar rupiah pada 2026 diperkirakan antara Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS (Rp16 ribu per dolar AS pada target 2025).