Para pelaku pasar sekarang mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga pada akhir tahun, dimulai pada bulan September.
Awal pekan ini, bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%, dengan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan "kami belum membuat keputusan apa pun tentang bulan September."
"Kita berada dalam situasi di mana tekanan inflasi terus berlanjut akibat tarif dan upah, namun angka lapangan kerja mengecewakan. Jadi, dalam situasi tersebut, jika The Fed memangkas suku bunga, hal itu akan berdampak material terhadap emas secara positif," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Di sisi perdagangan, gelombang tarif terbaru Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan, menyebabkan pasar global anjlok karena negara-negara mendorong perundingan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.
Emas sebagai aset safe haven tumbuh subur di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik. dilansir cnbcindonesia.com