Berdasarkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) tahun 2025, satu dari empat keluarga (25,8%) memiliki anak dengan kondisi fatherless. Faktor terbesar isu fatherless yaitu faktor ekonomi seperti ayah yang tidak bekerja dan disfungsi relasi keluarga seperti perceraian.
Akibat fatherless meliputi masalah akademik, perilaku agresif anak, dan keterlibatan anak dalam perilaku berisiko. Untuk itu, gerakan mengambil rapor yang dilakukan ayah di sekolah dapat menjadi bentuk menunjukkan kehadiran dan dukungan ayah dalam tumbuh-kembang anaknya.