Purbaya menyebut, Gen Z juga perlu mendapat pembekalan agar mereka memiliki pengetahuan yang baik mengenai pasar modal dan keuangan. Langkah ini penting karena generasi muda tersebut haus akan investasi. “Hampir 50 persen di pasar modal itu dari anak-anak SMA (Gen Z) yang mereka haus investasi, tapi pembekalannya masih relatif kurang,” ujarnya.
LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 ini, menjadi salah satu inisiatif LPS untuk mendekatkan isu literasi keuangan kepada pelajar secara ringan dan relevan melalui kegiatan bidang seni budaya dan olahraga.
Acara dikemas dalam format interaktif, mulai dari talkshow edukatif, zona permainan keuangan, tantangan media sosial. Termasuk pemaparan dari Praktisi literasi keuangan, Ayu Sara Herlia dan Influencer Putra Aji Sujati, hingga penampilan musisi seperti Pamungkas dan Hura-Hura Club.
Tak hanya menghibur, festival ini juga mengenalkan peran LPS dalam menjamin simpanan masyarakat di perbankan hingga Rp2 miliar per orang per bank. Banyak siswa mengaku baru mengetahui hal tersebut dan merasa lebih tenang dalam menabung di bank.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan pelajar terus meningkat, namun kesenjangan dengan literasi masih menjadi tantangan.
LPS berharap melalui kegiatan seperti ini, pemahaman keuangan pelajar dapat tumbuh seiring dengan semangat mereka menata masa depan.