CARAPANDANG - Mantan Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli, pada Jumat (19/9/2025) angkat bicara untuk pertama kalinya sejak lengser. Ia menegaskan bahwa pemerintahannya tidak pernah memerintahkan polisi menembaki pengunjuk rasa.
Melansir dari CNA, menyerukan penyelidikan atas kekerasan yang menewaskan sedikitnya 73 orang. Menurut Oli, kerusuhan yang pecah sejak 8 September lalu dipicu oleh penyusup yang memprovokasi kekerasan.
“Mereka yang menyusup (ke dalam protes) memicu kekerasan, yang berujung pada hilangnya nyawa kaum muda secara tragis,” kata Oli dalam sebuah unggahan di Facebook berbahasa Nepali.
Aksi protes awalnya dipicu oleh larangan sementara terhadap media sosial. Namun, protes tersebut dengan cepat berkembang karena kemarahan atas korupsi dan masalah ekonomi yang telah berlangsung lama.
Oli menekankan bahwa pemerintahannya tidak pernah memberi perintah menargetkan pengunjuk rasa dengan tembakan. Ia menyampaikan pidatonya bertepatan dengan peringatan Hari Konstitusi Nepal.
Oli menyerukan penyelidikan atas insiden ini karena polisi tidak memiliki senjata jenis tersebut. Ia juga menyiratkan adanya konspirasi di balik kerusuhan, meski memilih tidak menjelaskan detail lebih lanjut untuk saat ini.
Sejak pencopotannya, Oli tidak terlihat di depan publik. Rekan-rekannya menyebut ia berada di bawah perlindungan militer dan baru kembali dari perlindungan.