Sedangkan menlu Kamboja dan Thailand menekankan pentingnya perdamaian dan menyatakan kesediaan mereka untuk secara aktif melaksanakan perjanjian gencatan senjata, memanfaatkan mekanisme dialog di semua tingkatan, bersama-sama mengelola, mengendalikan, dan menyelesaikan sengketa, serta bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan antara kedua negara.
Disebutkan juga ada lima aspek yang akan ditingkatkan oleh Kamboja dan Thailand untuk lebih memperkuat komunikasi dan meningkatkan pemahaman, yaitu, secara bertahap mengkonsolidasikan gencatan senjata, melanjutkan komunikasi, membangun kembali kepercayaan politik timbal balik, mencapai titik balik dalam hubungan bilateral dan menjaga perdamaian regional.
Sebelumnya, Menlu Wang Yi juga sudah melakukan pertemuan bilateral masing-masing dengan Menlu Kamboja Prak Sokhonn dan Menlu Thailand Sihasak Phuangketkeow pada Minggu (28/12).
Otoritas Thailand menyebutkan 26 prajurit dan satu warga sipil Thailand tewas dalam konflik tersebut, sementara 41 warga sipil lainnya meninggal akibat dampak tidak langsung dari pertempuran.
Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan sedikitnya 31 warga sipil Kamboja turut menjadi korban jiwa dalam bentrokan tersebut.
Thailand dan Kamboja memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama dan kerap memicu kekerasan, termasuk bentrokan besar pada Juli 2025 lalu yang menewaskan sedikitnya 48 orang.