CARAPANDANG - PBB melaporkan bahwa sekitar 3,4 juta orang di Somalia saat ini mengalami kerawanan pangan akut. Lebih dari 620.000 di antaranya berada pada tingkat darurat, dilansir dari Xinhua, Sabtu (15/11/2025).

Informasi ini disampaikan oleh juru bicara PBB Stéphane Dujarric dalam konferensi pers harian di markas PBB. Pernyataan tersebut didasarkan pada laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

OCHA menyebut bahwa kekeringan parah yang melanda negara tersebut telah mengancam jutaan jiwa. Sementara itu, bantuan kemanusiaan semakin terbatas akibat penurunan pendanaan.

Kekeringan paling parah terjadi di wilayah timur dan utara Somalia, namun dampaknya kini meluas ke kawasan tengah dan selatan. Kondisi ini memperburuk situasi pangan nasional.

Antara Oktober hingga Desember, lebih dari 20 persen warga Somalia diperkirakan menghadapi tingkat kerawanan pangan tinggi. Situasi gizi anak-anak juga sangat mengkhawatirkan.

Sekitar 1,9 juta balita diperkirakan mengalami malnutrisi akut antara Agustus tahun ini hingga Juli tahun depan. Di tengah kondisi yang semakin memburuk, pemerintah Somalia telah menetapkan keadaan darurat kekeringan secara nasional.

Pemerintah menyerukan lembaga-lembaga kemanusiaan untuk meningkatkan respons penyelamatan jiwa. Upaya ini diprioritaskan dalam bidang gizi, kesehatan, akses air bersih, dan keamanan pangan.