POHUWATO, CARAPANDANG - Penangkapan ARM di Hutino kembali membuka luka lama bagi warga Pohuwato. ARM, yang dikenal sebagai bagian dari masyarakat yang menuntut hak menikmati sumber daya alam di wilayahnya, tiba-tiba dibawa oleh sekitar dua puluh petugas tanpa penjelasan yang dianggap memadai oleh warga sekitar.
Bagi masyarakat, kejadian ini bukan sekadar penangkapan—melainkan simbol ketidakadilan yang terus berulang. Mereka menilai polisi selalu bergerak cepat ketika menyasar warga kecil, sementara banyak persoalan besar yang merugikan lingkungan dan kehidupan masyarakat justru dibiarkan menggantung tanpa kepastian.
“Beginikah wajah penegakan hukum di Pohuwato? Cepat pada rakyat, lambat pada masalah besar,” keluh warga dengan nada geram.
Peristiwa di Hutino itu kini menjadi pemantik baru. Kekecewaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian kembali membesar, menunggu apakah ada kejelasan… atau justru semakin menegaskan bahwa rasa keadilan di Pohuwato terus tergerus.