Pentingnya elemen logam itu, yang nyaris memicu perang dagang besar antara dua ekonomi terbesar dunia, AS dan Tiongkok. AS murka ketika Tiongkok mulai membatasi ekspor tanah jarangnya, dan dibalas dengan ancaman pengenaan tarif impor tinggi.
Namun, kesepakatan AS-Tiongkok kemarin tidak mampu menguatkan pasar saham di kawasan Asia. "Sehingga indeks saham di Asia mayoritas turun dalam penutupan perdagangan Jumat kemarin," ucap Fanny.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun tipis 0,04 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 1,43 perden dan CSI 300 Tiongkok berkurang 1,47 persen. Tapi Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 2,12 persen dan indeks Kospi menguat 0,50 persen.
Sementara itu, indeks saham Wall Street, Amerika Serikat kompak ditutup meningkat. Penguatan tersebut didorong kenaikan saham Amazon usai laporan kinerja kuartalan yang di atas ekspektasi.
"Sehingga saham Amazon naik hingga 9,6 persen," kata Fanny. Indeks Nasdaq menguat 0,61 persen, indeks S&P 500 bertambah 0,26persen, dan Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,09 persen.