Ia menambahkan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 19 Oktober 2025, tercatat 2.606 kejadian bencana di Indonesia meliputi banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, gempa bumi, hingga erupsi gunung berapi.
Sementara itu, BMKG memprediksi puncak musim hujan terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026, yang berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai daerah, termasuk Pohuwato.
“Delapan poin penting yang menjadi pedoman dalam penanganan bencana di antaranya, deteksi dini, pemetaan wilayah rawan, kesiapan personel dan peralatan, simulasi rutin, respons cepat dan tepat, pelaksanaan tugas secara humanis, serta peningkatan sinergitas lintas instansi,”tegas Juprisan.
Usai pelaksanaan apel, Wakil Bupati Pohuwato, Iwan S. Adam, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Polres Pohuwato dan seluruh unsur yang berpartisipasi dalam kegiatan kesiapsiagaan ini.
“Apel kesiapan seperti ini sangat penting, terlebih saat ini kita sudah memasuki musim penghujan. Pemerintah daerah mendukung penuh langkah-langkah sinergis antara TNI, Polri, BPBD, dan seluruh pihak dalam menghadapi ancaman bencana,”ujar Wabup Iwan.
Beliau mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten Pohuwato akan terus memperkuat koordinasi dan komunikasi lintas sektor guna memastikan langkah-langkah penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu.