CARAPANDANG – Hari ini, Senin (15/12) Presiden Prabowo Subianto menggelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut, kepala negara mengatakan bahwa banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera akhir-akhir ini merupakan dampak dari perubahan iklim global.
"Karena memang masalah perubahan cuaca climate change yang mempengaruhi lingkungan hidup kita menjadi masalah global, masalah planet," ujarnya.
Maka itu, dia meminta dalam menghadapi situasi ini Indonesia harus semakin kuat, semakin tegar, dan semakin waspada.
Sebelumnya, seperti dilansir Republika, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan ada degradasi lingkungan di hutan di Sumatera. Kawasan hulu yang seharusnya menjadi penyangga ekosistem kini tampak terbuka, alur sungai melebar tidak wajar, dan jejak longsoran tanah mengarah langsung ke pemukiman warga.
Hanif mengatakan kondisi ini menegaskan banjir bandang di Aceh Timur bukan semata peristiwa alam, melainkan sinyal keras adanya tekanan serius terhadap daya dukung lingkungan akibat aktivitas ilegal.
Hanif melakukan peninjauan dari udara ke wilayah Pesisir Timur Aceh, mulai dari Tusam, Lhokseumawe, Langsa, hingga Aceh Tamiang. Ia menemukan indikasi kuat penyerobotan kawasan hutan dan lahan untuk aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan ilegal, termasuk pada wilayah lereng bukit dengan tingkat kemiringan ekstrem di atas 45 derajat.