"Tingkat pengendalian seperti ini membuka berbagai kemungkinan baru dalam pengembangan obat mRNA dengan spesifisitas yang jauh lebih besar," ungkap Moore Zhe Chen, seorang doktor (PhD) di MIPS yang juga salah satu penulis utama dalam studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Nanotechnology tersebut.
Angus Johnston, associate professor di MIPS yang juga salah satu penulis utama dalam studi tersebut, menyoroti bahwa pengiriman mRNA yang efisien dan akurat sangat penting untuk memajukan pengobatan mRNA melampaui penggunaannya saat ini sebagai vaksin, melanjutkan keberhasilan nanopartikel lipid yang telah terbukti sebagai vaksin COVID-19.
Teknik-teknik yang sudah ada saat ini memerlukan modifikasi antibodi -- yang berpotensi mengurangi efikasi antibodi tersebut dan membatasi penerapannya untuk vaksin. Berbeda dari teknik-teknik tersebut, metode dari MIPS ini memungkinkan antibodi dapat digunakan tanpa perlu dimodifikasi, papar Johnston.
"Dalam studi ini, kami menggunakan teknik pencitraan yang canggih untuk mengembangkan sistem penangkapan antibodi sederhana yang tidak memerlukan modifikasi terhadap antibodi tersebut, dan memastikan antibodi melekat pada nanopartikel lipid dengan orientasi yang meningkatkan pengikatan ke sel target," tutur Johnston.
"Hal ini sangat penting dalam pengembangan pengobatan mRNA baru, lebih dari vaksin."