"Kami tahu bahwa sejumlah orang masih hidup saat ini berkat tindakan para saksi mata yang tidak bersalah," katanya.
Otoritas setempat telah mengonfirmasi bahwa 16 orang tewas akibat insiden penembakan tersebut, termasuk satu dari dua orang yang diduga sebagai pelaku penembakan.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa dua terduga pelaku penembakan tersebut adalah seorang pria berusia 50 tahun dan putranya yang berusia 24 tahun.
Insiden itu menandai aksi penembakan massal paling mematikan di Australia sejak 35 orang tewas di Port Arthur, negara bagian kepulauan Tasmania, pada 1996.