Sebagian besar driver berusia 31–40 tahun, diikuti kelompok usia 21–30 tahun. Kelompok usia 41–50 tahun merupakan jumlah paling sedikit dalam survei ini.
Mayoritas baru menjadi pengemudi dalam 3–6 tahun terakhir, khususnya setelah pandemi Covid-19. Banyak dari mereka beralih profesi karena kehilangan pekerjaan saat pandemi.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut lebih dari 42 ribu pekerja terkena PHK sejak pandemi. Lonjakan PHK itu mendorong banyak orang masuk ke sektor ojol demi bertahan hidup.
Tenggara Strategics menyatakan survei ini dilakukan pada pengemudi aktif dalam tiga bulan terakhir. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error ±3,04 persen.
"Hasil ini cukup representatif untuk menggambarkan pandangan driver di wilayah Jabodetabek. Survei ini akan jadi bahan evaluasi kebijakan platform digital," kata Peneliti Tenggara, Wahyu Nugroho.