Beranda Berita Menag: Manusia Tidak Mungkin Bicara Alam Tanpa Sertakan Tuhan

Menag: Manusia Tidak Mungkin Bicara Alam Tanpa Sertakan Tuhan

Ekoteologi bukan sekadar konsep akademik, melainkan kerangka berpikir yang menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan.

0
ilustrasi/istimewa

CARAPANDANG –  Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar mengajak seluruh umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama menjaga alam.  Dia mengatakan bahwa menjaga alam merupakan amanah Tuhan.

Menurutnya ekoteologi bukan sekadar konsep akademik, melainkan kerangka berpikir yang menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. 

“Kita sering bertanya apa itu ekoteologi dan bagaimana wujudnya. Ekoteologi adalah upaya memahami alam sebagai tanda keberadaan Tuhan. Dalam tradisi agama, alam disebut ayat—tanda ilahi yang mengandung pesan,”katanya saat peluncuran tiga buku Ekoteologi, Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan di Jakarta, Jumat, 14 November 2024.

Menag mengatakan bahwa manusia tidak mungkin membicarakan alam tanpa menyertakan Tuhan sebagai Pencipta. Dalam perspektif ini, alam tidak semata objek fisik, tetapi realitas yang memiliki dimensi batin dan nilai spiritual.

“Alam adalah tanda keberadaan Tuhan. Karena itu, tidak mungkin kita memisahkan pembahasan lingkungan dari teologi. Kesadaran inilah yang mendasari konsep ekoteologi,” ucapnya.

Pada kesempatan ini dia juga menyinggung pandangan para filsuf dan teolog, mulai dari Descartes, Plotinus, hingga Ibn Arabi, yang menggambarkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Dia pun menekankan pentingnya memahami konsep jawhar (substansi) dan ‘arad (penampakan), agar manusia tidak terjebak melihat alam semata sebagai bentuk fisik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here