Warga Palestina mencari korban selamat pascaserangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 2 Mei 2025. (CARAPANDANG/Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Pejabat Israel tersebut mengimbuhkan bahwa Israel bersikukuh pada kesepakatan yang disampaikan oleh Netanyahu pada awal Maret lalu, yang mencakup pembebasan tambahan warga Israel yang disandera dengan imbalan gencatan senjata sementara di Gaza dan janji untuk mendiskusikan gencatan senjata jangka panjang.
"Jika kesepakatan pembebasan sandera tidak tercapai, operasi yang diperluas akan dimulai dengan intensitas penuh dan tidak akan berakhir hingga semua tujuannya tercapai," tegas sang pejabat. "Tidak seperti sebelumnya, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan tetap berada di setiap wilayah yang berhasil dikuasai guna mencegah kembalinya aktivitas teror," kata pejabat itu.
Dia mengatakan Israel akan mencabut blokade bantuan kemanusiaan hanya setelah meluncurkan operasi yang diperluas tersebut, dan "evakuasi massal" warga sipil ke arah Gaza selatan akan dilakukan. Sementara itu, distribusi bantuan akan dilakukan oleh "kontraktor sipil" di "zona-zona aman di bawah kendali IDF," termasuk "area steril" yang akan didirikan di Rafah, Gaza selatan, paparnya.
"Di bawah aturan sementara atau pun permanen, Israel tidak akan menarik diri dari zona penyangga keamanan di sekitar Gaza," lanjut pejabat itu.