Selanjutnya dia menjelaskan, jasa yang ketiga, Soeharto adalah Bapak Pembangunan. Melalui Trilogi Pembangunan, yaitu stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan ekonomi, Soeharto berhasil membangun Indonesia di segala bidang dengan keseimbangan anggaran maupun prioritas sektor yang terjaga dengan baik.
Keempat, Soeharto berhasil membangun sektor pertanian dan pangan. Karena itu FAO memberikan penghargaan kepada Pak Harto, dari importir beras terbesar menjadi swasembada. Bahkan hal itu juga terjadi di komoditas nonberas, sehingga kita mengenal istilah sembako.
"Masalah harga cabai dan kol pun tiap hari dipantau agar rakyat tidak kekurangan pangan. Pencetakan sawah, irigasi, bendungan, dan waduk dibangun di mana-mana. Pupuk disubsidi, bibit dijamin, alsintan pun dibagikan. Pabrik pupuk didirikan. Hingga kini kita masih menikmati karyanya," katanya.
Kelima, berhasil memberantas buta huruf dan membangun sektor pendidikan. Keenam, berhasil melaksanakan program transmigrasi dengan sangat baik. Ketujuh, berhasil membangun kesehatan, yaitu dengan mendirikan Puskesmas di tiap kecamatan, Puskesmas Pembantu di wilayah remote, dan Posyandu di tiap RT.
Kedelapan, Soeharto berhasil mengendalikan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana dan slogan Dua Anak Cukup. Kesembilan, berhasil menjadikan Pancasila dan UUD 1945 menjadi pandangan hidup dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Kesepuluh, berhasil menerapkan prinsip meritokrasi dengan baik dalam rekrutmen pejabat negara.
"Hingga kini kita selalu mengenang bahwa menteri-menteri terbaik adalah menteri di masa Pak Harto. Demikian pula dalam rekrutmen bupati, walikota, gubernur, kepala polisi, dan seterusnya. Kita harus akui itu," katanya.
Gobel mengajak masyarakat untuk membiasakan melihat sisi positif dari setiap pemimpin, sehingga dapat memperoleh sintesis yang baik. Jangan justru terus menerus melakukan dekonstruksi terhadap yang sudah lalu.
"Sehingga kita akan terjebak di kubangan yang sama dan tak beranjak ke mana-mana. Jika kita terus menegasi kebaikan masa lalu maka kita akan selalu memulai fase dari awal lagi. Ini yang membuat Indonesia menjadi susah maju,"katanya.
Soeharto Pantas Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Kontribusi Soeharto pada masa penjajahan, dia rela berkorban dengan berperang melawan kolonialisme Belanda.